Entah mengapa akhir-akhir ini aku terbayang dengan masa laluku, lebih tepatnya masa kecilku. Setiap orang mempunyai kenangan dan mimpi yang spesial saat masih kecil. Di saat umur masih sekitar 4-5 tahun. Memang tidak semua hal bisa diingat tapi ada beberapa peristiwa yang sangat spesial sehingga membekas di hati hingga sekarang. Masa kecilku hampir sama dengan semua orang tapi....ada beberapa hal yang hanya aku miliki seorang dan mungkin tidak ada orang yang sama sepertiku. Dan cerita ini pun tidak semua orang mengetahuinya dan ada sebuah cerita yang aku sendiri belum pernah menceritakannya kepada siapapun.
Aku lahir disaat kakakku masih berumur 13 bulan. Hubungan kami bisa dikatakan dekat saat itu. Kami dibesarkan layaknya anak kembar. Ayah dan ibu mencintai kami berdua sama besarnya hingga semua hal yang kita kenakan sama besar dan sama persis. Saat itu ayahku adalah seorang asisten dosen yang merangkak menjadi dosen disalah satu universitas. Menurut cerita ibu, ayah akhirnya mendapatkan sebuah kesempatan yang sangat dinanti-nanti sebelum aku lahir, beliau berhasil lulus ujian study abroad program DAAD ke jerman. Dengan banyak pertimbangan akhrinya ayahku meninggalkan kami bertiga di indonesia. banyak cerita menarik dan lucu bagiku tentang kepergian ayahku kesana.
Sejak kecila aku mulai diasuh oleh nenek dan kakekku. Selama itupun aku tumbuh tanpa mengenal seorang sosok ayah didekatku. Aku malah memanggil kakekku dengan sebutan bapak dan nenekku dengan sebutan ibu. ibu ku sendiri sedang sibuk mengajar sebagai guru honorer saat itu. Aku masih kecil untuk mengetahui dimana itu jerman dan apa itu sekolah diluar negeri. Hubungan komunikasi tidak pernah putus, ibu selalu mendapatkan surat dari ayah setiap bulannya. Terkadang ada telepon langsung dari sana meski aku ogah-ogahan menjawabnya karena aku tidak tahu seperti apa ayahku dalam sosok yang nyata. Kehidupan jaman 90-an itu semudah seperti kehidupan jaman sekarang. Dimana semua serba mahal dan belum ada istilah membayar dengan kartu kredit. Aku dengar ayah harus bekerja banting tulang disana hanya sekedar untuk membeli tiket pulang. Beliau hanya mampu pulang sekitar 2 tahun sekali dan itupun tidak terlalu lama menerap di indonesia. Alhamdulillah ayahku berhasil menyelesaikan program S2 saat aku berumur 3 tahun-nan. Inilah kejadian yang paling menarik setelah ayah pulang ke indonesia. Beliau datang berkunjung kerumah kakek-nenekku, ibu dan kakak menyambutnya dengan penuh suka cita tentu termasuk sejubel oleh-oleh menarik. Hanya aku yang menjauhi dan tidak mau bertemu dengannya.
Ibu bilang, aku harus dibujuk dengan banyak hal. Entah mainan atau coklat agar mau dipeluk atau berada dekat dengan ayahku. Suatu hari, ibu bilang aku mengatakan hal yang kejam(katanya) aku mengatakan bahwa aku tidak mengenal paman ini (ayahku) dan dia bukan ayahku lalu aku berlari dan menunjuk kakekku bahwa dialah ayahku. Dan orang ini hanyalah seorang paman yang tidak aku kenal. Sepertinya terlihat kejam tapi untuk seukuran anak-anak hal seperti ini wajar saja terjadi. Tumbuh tanpa seorang sosok ayah bagaimana mungkin mudah mengatakan "ayah" kepada seseorang yang tidak pernah bertemu.
Setelah kejadian itu ayah sangat sedih melihat kenyataan bahwa putri bungsunya tidak menganggapnya ayah. Akhirnya tahun berikutnya aku, kakak dan ibu dibawa pergi ke Jerman. Entah harus bahagia atau sedih. perasaaku tidak bisa diukirkan dengan kata-kata. Alasan inilah yang membawa kami bertiga menetap disalah satu kota bernama Giessen. Sebuah kota yang menurutku sangat klasik dan antik. Perpaduan kehidupan modern dan bangunan yang tua bersejarah, terlihat sangat indah dimataku.
Disinilah dimulai kehidupan baruku. Di sebuah kota baru dengan bahasa alien yanng tidak pernah kudengar. Wajah mereka terlihat menakutkan terutama mata mereka yang berwarna-warni. Dibandingkan orang setempat melihatku aneh justru aku menganggap merekalah yang paling aneh dan menakutkan.
Semua permulaan selalu ada pengakiran dan setiap permulaan selalu ada kerikil batu yang keras. Itulah yang bisa kugambarkan tentang kehidupan baruku disana. Seolah kehidupan baru itu terlihat menakutkan diawal dan menyenangkan diakhir.
Semua permulaan selalu ada pengakiran dan setiap permulaan selalu ada kerikil batu yang keras. Itulah yang bisa kugambarkan tentang kehidupan baruku disana. Seolah kehidupan baru itu terlihat menakutkan diawal dan menyenangkan diakhir.
Post a Comment
Do you mind if you write a little to share ^^