Spring Holiday`s Haul Journal
`` you cant start the next chapter of your life if you keep re-reading the last one``
Bulan februari-maret menjadi bulan-bulan terfavorit untuk hampir semua anak mahasiswa di Jepang. Liburan Akhir semester mengakhiri semua perjalanan jauh dari dinginnya musim dingin, siap menyambut hangat musim semi yang akan dipenuhi dengan semangat baru yang akan mengawali semester baru. Warna merah muda akan memenuhi setiap penjuru kota, terutama disini. Di jalan sakuragaoka, Jalan terindah yang pernah kulihat saat aku pertama bertemu dengan Tokyo dan isinya. Satu blok jalan yang penuh dengan pohon sakura. Tapi sayang awal bulan februari hingga pertengahan bulan masih bisa terasa sedikit dinginnya angin dan suhu pun semakin hari semakin dingin. Semoga musim semi secepatnya datang dan aku pun pastikan untuk menyambut kembali lagi perubahan yang lebih indah seindah bunga sakura :D
Tema tulisan akhir ini, aku ingin memfokuskan ke arah perubahan dalam hidupku. Perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Meski hanya sedikit jika orang lain melihatnya, bagiku cukup membutuhkan waktu dan tenaga untuk perlahan-lahan maju ke depan. Dalam proses perubahan yang sedang aku canangkan selama beberapa bulan terakhir ini dimulai dengan mencoba mengikuti kegiatan volunter tentang pemberdayaan lingkungan.
Awal cerita, semua bermula dari ajakan temanku yang terpaksa mengikuti kegiatan ini oleh salah satu sensei bahasa inggris. Kebetulan beliau adalah guru yang sangat peduli dengan lingkungan dan ia sangat menyukai puisi bahasa inggris yang berhubungan dengan lingkungan dan alam. Dari sanalah semuanya berawal. Sebenarnya aku ragu untuk mengikuti acara ini karena kondisi tubuhku yang semakin hari terlihat lemah karena penyakitku, aku menderita penyakit hypertiriod selama 2,5 tahun.
Tapi setelah aku pikir-pikir ini adalah kesempatanku untuk menyembuhkan penyakit phobia-ku terhadap lingkungan sosial dan orang asing. menjadi pasien hypertiriod dengan latar belakang yang gelap membuatku mempunyai banyak komplikasi baik dalam dan luar.
Alhamdulillah akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti acara ini. Dan aku akan mencoba menulis kegiatan yang kami lakukan selama satu hari.
kegiatan berlangsung di daerah kanagawa, spesifik tempatnya di taman hutan Koajiro. Acara kegiatan volunter ini di dukung oleh perkumpulan NPO Koajiro Forest. Dari teman, dalam perkumpulan ini terbagi dalam berbagai bagian tersendiri. Kegiatan yang kami lakukan adalah membantu para turis yang ingin mengetahui lebih jauh lagi hutan Koajiro dan kegiatan sosial lingkungannya. Pada pagi hari yang kami lakukan adalah mengikuti para instruktur dalam acara tur dan sekaligus membantu mereka untuk membersihkan hutan dari ranting-ranting atau rumput liar. Sepanjang tur tersebut kami belajar mengenai sejarah dari tempat ini dibangun dan apa aja yang bisa di temukan. Tapi berhubung saat itu aku sendiri tidak begitu paham semua penjelasan dalam bahasa jepang terutama untuk kata-kata yang spesifik. Meskipun begitu tidak mengurangi semangat untuk belajar lebih lagi tentang kegiatan volunter yang sesungguhnya.
Setelah selesei dalam tur mengelilingi hutan Koajiro, sekitar waktu siang kami semua termasuk para instruktur beristirahat di base camp yang terletak berada di tengah hutan, dan hampir berbatasan dengan laut. Saat itu kebetulan sedang surut sehingga bisa terlihat jelas kepiting-kepiting kecil merah. Karena keberadaan kepiting tersebutlah, NPO ini menggunakan kepiting merah sebagai maskot mereka dalam penjulaan barang merchandise.
Setelah waktu makan siang selesei, semua turis bisa pulang atau mengikuti acara berikutnya dalam membersihkan pohonp-pohon bambu yang sudah ditembangi sejak pagi oleh para pekerja. Sebenarnya kami sendiri tidak tahu kegiatan mana yang seharusnya kami lakukan, karena sensei tidak bisa dihubungi akhirnya kami memilih untuk mengikuti kegiatan bersih-bersih bersama 2 orang mahasiswa lainnya yang memang ingin menjadi anggota dalam kegiatan volunter ini di bagian lingkungan.
Semua peralatan mencabut, memotong dan membawa semua pohon bambu sudah berjejer. Total kami berempat adalah pekerja termuda disana, hampir semua anggota yang membersihkan pohon bambu adalah orang yang sudah tua. Kebanyakan dari mereka pensiunan yang peduli dengan lingkungan bahkan kami sempat berkenalan dengan satu sensei dari konservasi lingkungan Universitas Tokyo, beliau sangat baik dan menerima kami dengan terbuka. Dari beliaulah kami mendapatkan sedikit penjelasan dalam pelaksanaan kegiatan. Selebihnya Learning by Doing.
Akhirnya aku pun membulatkan tekadku dengan membuka jaket dan menanggalkan semua kegundahan dan kegelisahanku. Siap dengan sepatu rain boot yang baru saja kubeli kemarin dan sarung tangan putih akhirnya aku menginjakkan TKP yang mulai tergenang oleh air dari pasang laut. Katanya semakin hari gelap, ketinggian air akan semakin bertambah, saat itu masih sekiat jam 1 atau 2 siang dan air sudah hampir semata kaki. Akupun memulai mengambil gunting besar yang aku tidak tahu namanya dan mulai memotong pohon bambu-bambu kecil yang masih tersisa. Saat melakukannya, seorang instruktur berkata bahwa mereka sudah bekerja sedari pagi jika hingga sore nanti belum selesei, kami para mahasiswa diijinkan pulang karena kami hanya membantu mereka :D
awalnya aku merasa takut aku akan segera kehilangan tenaga tapi setelah mendengar itu aku merasa aku tidak boleh kalah dari mereka yang sudah tua dan sudah bekerja dari pagi. Bisa dibilang luas area tersebut cukup luas dan hampir 80% sudah selesei. Kami hanya perlu memotong pohon bambu kecil dan membawa semua tumpukan dahan ke samping area untuk dibentuk bendungan.
Area yang kami bersihkan berada di samping jembata merah yang cukup panjang jadi bisa dibayangkan sebesar dan sepanjang apa tempat tersebut. Akupun akhirnya mencoba melawan semua rasa sakit dari semua sel yang ada ditubuhkan, dan aku membiarkan tangan dan kaki untuk berkerja. Aku mengatakan pada otakku untuk berdiam diri agar semua organ tubuhku cukup berkerja tanpa diperintah. Sehingga aku merasa 3 jam terasa begitu cepat dan tak terasa sakit itu. Dalam 3 jam kami hanya memotong, lalu membawanya kesamping area dan istirahat sekitar 5 atau 10 menit setiap 1 jam sekali.
Itulah pekerjaan pertamaku di kegiatan volunter lingkungan yang sejak dulu kudambakan, meski rasa capai dan sakit langsung datanng saat aku mulai bisa merasakan otakku bekerja semestinya. Rasanya sungguh luar biasa. Aku bersyukur dan aku tidak menyesal telah mengikuti acara tersebut karena akhirnya aku pun memutuskan untuk mengikutinya setiap bulan bersama temanku. Banyak hal yang bisa dipelajari dari semua kegiatan hari itu, selain itupun aku semakin yakin untuk menekuni ilmu mengenai konservasi lingkungan. Mungkin beberapa tahun kedepan, Indonesia mampu mengikuti jejak jepang yang terus berusah menyeimbangi kesehatan lingkungan dan kesejahteraan manusia.
2,5 tahun hidupku yang bisa dikatakan tidak ada hal yang benar-benar aku ingin melihat depan selain setelah aku mengikuti acara ini. Akhirnya aku sadar bahwa untuk berubah tidak cukup dengan mengatakannya dan mengobarkan semua semangat tersebut tanpa melakukan sesuatu yang benar-benar dapat merubah hidupku. Aku pun semakin percaya akan masa depan yang lebih baik selama aku yakin bahwa entah kapan, dimana, siapa, dan apa pasti akan membantuku. Aku pun berharap sekiranya ada orang yang membaca tulisan-tulisanku merekapun tidak menyerah dengan hidupnya. Karena akhirnya aku tahu aku bisa melakukan sesuatu yang berarti.
Allah SWT mungkin mengambil waktu dan tubuhku dalam waktu 2,5 tahun ini, meskipun ada waktu dimana aku tidak ingin berada di dunia ini. Selama percaya pada Jalan-Nya, takdir indah apa yang bisa aku pungkiri sekarang. Setiap waktu yang kugunakan untuk mengakhiri hidupku kini berubah menjadi syukur yang sangat karena kini aku merasa Allah SWT menunjukkan jalan Indah-Nya. Jalan di depan memanng tidak pasti, ujian pasti menanti, semua bisa diatasi dengan apa yang sudah kudapatkan sebelumnya.
Cerita ini hanya sekian dari semua kebaikan Allah SWT berikan kepadaku, dan semoga kedepannya aku bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan dorongan moral dan spiritual. Karena pada dasarnya kita tidak pernah sendiri, Tidak pernah.
(www.koajiro.org) Peta Koajiro Hutan yang dijadikan objek wisata konservasi hutan |
Aliran air yang berasal dari hulu |
(www.koajiro.org) Saat semua turis ikut membantu membersihkan hutan dan belajar setiap tumbuhan yang bisa dimakan dan yang mengandung racun. |
(www.koajiro.org) Waktunya makan siang ;D |
(www.koajiro.org) Tidak ada kata tidak foto bersama setelah makan siang, bukan? hehehe |
Setelah waktu makan siang selesei, semua turis bisa pulang atau mengikuti acara berikutnya dalam membersihkan pohonp-pohon bambu yang sudah ditembangi sejak pagi oleh para pekerja. Sebenarnya kami sendiri tidak tahu kegiatan mana yang seharusnya kami lakukan, karena sensei tidak bisa dihubungi akhirnya kami memilih untuk mengikuti kegiatan bersih-bersih bersama 2 orang mahasiswa lainnya yang memang ingin menjadi anggota dalam kegiatan volunter ini di bagian lingkungan.
Semua peralatan mencabut, memotong dan membawa semua pohon bambu sudah berjejer. Total kami berempat adalah pekerja termuda disana, hampir semua anggota yang membersihkan pohon bambu adalah orang yang sudah tua. Kebanyakan dari mereka pensiunan yang peduli dengan lingkungan bahkan kami sempat berkenalan dengan satu sensei dari konservasi lingkungan Universitas Tokyo, beliau sangat baik dan menerima kami dengan terbuka. Dari beliaulah kami mendapatkan sedikit penjelasan dalam pelaksanaan kegiatan. Selebihnya Learning by Doing.
(www.koajiro.org) Sisi kiri kanan jembata yang belu, dibersihkan, masih rimbun dengan banyak rumpuk ilalang dan pohon bambu |
(www.koajiro.org) Jembatan menuju TKP bersih-bersih besar ;) |
(www.koajiro.org) Bendungan kecil yang menahan aliran air, karena itupun makanya airnya terlihat sangat jernih. |
Akhirnya aku pun membulatkan tekadku dengan membuka jaket dan menanggalkan semua kegundahan dan kegelisahanku. Siap dengan sepatu rain boot yang baru saja kubeli kemarin dan sarung tangan putih akhirnya aku menginjakkan TKP yang mulai tergenang oleh air dari pasang laut. Katanya semakin hari gelap, ketinggian air akan semakin bertambah, saat itu masih sekiat jam 1 atau 2 siang dan air sudah hampir semata kaki. Akupun memulai mengambil gunting besar yang aku tidak tahu namanya dan mulai memotong pohon bambu-bambu kecil yang masih tersisa. Saat melakukannya, seorang instruktur berkata bahwa mereka sudah bekerja sedari pagi jika hingga sore nanti belum selesei, kami para mahasiswa diijinkan pulang karena kami hanya membantu mereka :D
(www.koajiro.org) Kondisi Sisi jembatan setelah dibersihkan, semoga saat musim semi akan terlihat indah |
Area yang kami bersihkan berada di samping jembata merah yang cukup panjang jadi bisa dibayangkan sebesar dan sepanjang apa tempat tersebut. Akupun akhirnya mencoba melawan semua rasa sakit dari semua sel yang ada ditubuhkan, dan aku membiarkan tangan dan kaki untuk berkerja. Aku mengatakan pada otakku untuk berdiam diri agar semua organ tubuhku cukup berkerja tanpa diperintah. Sehingga aku merasa 3 jam terasa begitu cepat dan tak terasa sakit itu. Dalam 3 jam kami hanya memotong, lalu membawanya kesamping area dan istirahat sekitar 5 atau 10 menit setiap 1 jam sekali.
Itulah pekerjaan pertamaku di kegiatan volunter lingkungan yang sejak dulu kudambakan, meski rasa capai dan sakit langsung datanng saat aku mulai bisa merasakan otakku bekerja semestinya. Rasanya sungguh luar biasa. Aku bersyukur dan aku tidak menyesal telah mengikuti acara tersebut karena akhirnya aku pun memutuskan untuk mengikutinya setiap bulan bersama temanku. Banyak hal yang bisa dipelajari dari semua kegiatan hari itu, selain itupun aku semakin yakin untuk menekuni ilmu mengenai konservasi lingkungan. Mungkin beberapa tahun kedepan, Indonesia mampu mengikuti jejak jepang yang terus berusah menyeimbangi kesehatan lingkungan dan kesejahteraan manusia.
2,5 tahun hidupku yang bisa dikatakan tidak ada hal yang benar-benar aku ingin melihat depan selain setelah aku mengikuti acara ini. Akhirnya aku sadar bahwa untuk berubah tidak cukup dengan mengatakannya dan mengobarkan semua semangat tersebut tanpa melakukan sesuatu yang benar-benar dapat merubah hidupku. Aku pun semakin percaya akan masa depan yang lebih baik selama aku yakin bahwa entah kapan, dimana, siapa, dan apa pasti akan membantuku. Aku pun berharap sekiranya ada orang yang membaca tulisan-tulisanku merekapun tidak menyerah dengan hidupnya. Karena akhirnya aku tahu aku bisa melakukan sesuatu yang berarti.
Allah SWT mungkin mengambil waktu dan tubuhku dalam waktu 2,5 tahun ini, meskipun ada waktu dimana aku tidak ingin berada di dunia ini. Selama percaya pada Jalan-Nya, takdir indah apa yang bisa aku pungkiri sekarang. Setiap waktu yang kugunakan untuk mengakhiri hidupku kini berubah menjadi syukur yang sangat karena kini aku merasa Allah SWT menunjukkan jalan Indah-Nya. Jalan di depan memanng tidak pasti, ujian pasti menanti, semua bisa diatasi dengan apa yang sudah kudapatkan sebelumnya.
Cerita ini hanya sekian dari semua kebaikan Allah SWT berikan kepadaku, dan semoga kedepannya aku bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan dorongan moral dan spiritual. Karena pada dasarnya kita tidak pernah sendiri, Tidak pernah.
Ia telah mengambil sesuatu yang sangat berharga dariku tapi Kini Ia-Lah yang memberikan yang lebih dari apa yang kudapatkan
Bonus Photos ~ dimanakah aku bersama temanku?
Post a Comment
Do you mind if you write a little to share ^^